Rabu, 21 Maret 2012

mistake love

1.1.Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke sekolah menengah atas. Ada perasaan senang ada juga perasaan sedih. Senangnya karna aku bisa masuk ke salah satu sekolah favorite di Semarang. Tapi perasaan sedih juga menghantuiku aku takut tak ada yang mau berteman dengan orang seperti aku yang terlalu takut bergaul dengan orang lain yaa bisa juga disebut aku ini anak yang CUPER. Aku tidak terlalu suka bergaul bagiku hal itu hanya akan menghabiskan waktuku saja, dan aku tak mau membuang-buang waktu untuk hal yang berguna.
Hmmm... Pukul sudah menunjukan jam 06.30 wib saatnya aku pergi nich. Dengan senangnya aku mengayuhkan sepedaku pergi sekolah. Sesampainya disekolah. Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku.
‘haii.....” ujarnya kepadaku
“emh,, haii juga...” balasku kepada pria itu
“kamu anak baru kan ? ruang berapa ?”
“iy....aa Ruang X.c . kamu ?” dengan gugup aku menjawab
pertanyaannya
“sama donk,, udah biasa aja ama gue, kenalin nama gue Dimas. Lu pasti Siska kan ?” menjulurkan tangannya di depan hadapanku
“kok tau.” bingung
“tau donk kita kan satu ruangan. Kelihatannya semua anak
Udah pada ngumpul tu, ayo kita ke sana.”
Sambil menarik tanganku dengan senyuman yang begitu manisnya. Sampai-sampai aku tak kuasa melihatnya. Aku baru kali ini merasakan perasaan yang aneh seperti ini. Apa ini yang sering dinamakan JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata. Waktu seperti berhebti.
Setelah lebuh kurang 15 menit kami kumpul untuk melaksanakan upacara. Kamipun di suruh masuk ke ruangannya masing-masing, akan tetapi aku tak melihat Dimas. Kemana dia ?.
Sesampainya di kelas , aku duduk di bangku pojok nomor 2 dari depan dan aku melihat ternyata dia sudah duluan di dalam kelas. Ia sedang asyik bermain dengan teman yang lain, aku ingin gabung dan mendekat kepda mereka. Tapi aku terlalu minder untuk mendekati mereka semua.
Tiba-tiba, aku mendengar ada jejak kaki yang sedang menuju ke ruangan kelasku. Ternyata itu adalah kakak senior yang akan membimbing kami selama masa orientasi siswa baru (OSPEK). Pertama-tama kakak senior itu memperkenalkan dirinya satu per satu yang kemudian dilanjutkan oleh kami.. awalnya aku kira semua kakak-kakak itu galak tapi ada juga yang pendiam. Di kelas ia hanya membaca buku saja. Tak ada satu kata yang di keluarkannya setelah perkenalan. Huft, aku kurang suka dengan kakak itu ya meskipun ia ganteng.
Selama masa ospek berlangsung aku banyak sekali mendapat hukuman berbeda dengan yang lain. Dimulai dari aku harus nyanyi, joget, bahkan aku harus menyatakan cinta kepada seorang cowok. Yang lebuh gawatnya lagi cowok itu adalah kak Gilang, itu loh kakak yang pendiam dan kutu buku. Hem ,gak kebayang aku nembak kakak yang sejutex itu. Tapi untungnya Dimas mau nolongin aku ngomong ama kakak senior yang lain . dan akhirnya hukuman itu gak jadi , dech,..
“makasih ya, Dimas. Kamu udah mau nolong aku tadi.’
“yaa, sama-sama. Kalau dengan gue loe gak usah sungkan-sugkan minta tolong kalau gue bisa pasti gue bantu. Kita kan udah jadi sahabat.’
“Bisakah kita lebih dari seorang sahabat.’ Dalam hatiku berbicara
Setelah melewati masa ospek selama 1 minggu lamanya akhirnya selesai juga. Banyak hal yang aku dapatkan dari ospek itu. Sekarang aku sedikit demi sedikit sudah mulai banyak teman yang baik dan pengertian denganku. Aku juga mendapatkan seorang sahabat yang selalu ada buatku yaitu Dimas.
Hari-hariku begitu indah. Karna aku memiliki sahabat sebaik dirinya. Sampai suatu ketika ada murid baru yang datang ia bernama Chika. Anaknya cantik, baik, pintar, sopan, tapi agak sedikit egois. dan ia juga merupakan sahabat terbaikku di kelas selain Dimas. Tapi, satu hal yang tak ku sadari selama ini Dimas menyukai Chika. Aku tau hal itu ketika aku tak sengaja melihat buku hariannya Dimas di buku itu ia menuliskan semua perasaan yang ia rasakan semenjak kedatangan Chika.
Hatiku merasa hancur ketika membaca buku itu. Aku tak kuasa menahan diri. Dan aku pun menangis. Tiba-tiba Chika menghampiriku.
“Sis, siapa nama kakak yang ganteng itu. Kok aku baru melihatnya.’ Dengan perasaan yang senang
“kakak yang mana?” tersendu-sendu menangis
“itu loh.. kakak yang suka baca buku di perpustakaan. Dimana ada dia pasti selalu ada buku yang dipegangnya.”
“ohh.. kak Gilang yang kamu maksud.”
“jadi, nama kakak itu gilang yaa.. ngomong-ngomong kamu lasgi sedih ya, Sis. Kok mata kamu basah.” Penasaran
“gak kok, tadi ada debu yang masuk mataku.”
“oh, udh uah aku mau ke kantin dulu.. kamu mau ikut gak. Dimas udah nunggu dari tadi di kantin.”
“gak aku lagi udah makan tadi.”
“udah dech kalau gitu.. dddddaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh..”
“ddaaahh”
Chik, apa kamu gak tau mengapa aku sedih, biasanya kamu paling ngertiin aku kalau aku sedih tapi kenapa sekarang gak. (merenung) LL
Setiap hari Chika selalu membicarakan kak Gilang. Apa Chika gak tau ya kalau Dimas menyukainya. Melihat hal itu aku jadi kasian dengan Dimas. Meskipun hati ku sakit.
Dan lagi-lagi kenyataan pahit itu pun ku alami. Tanpa sepengetahuan ku juga Chika dan Dimas jadian. Awalnya aku tak menduga hal itu terjadi. Bukannya Chika tak menyukai Dimas yang ia sukai kan kak Gilang. Tapi kenapa ia bisa jadian dengan Dimas.
Mendengar kenyataan itu aku sakit hati. Tapi aku tak bisa memperlihatkan rasa sakit ini. Dan aku hanya bisa menerimannya saja. Aku senang melihat mereka berdua bahagia meskipun sakit yang ku rasa.
Seiring berjalannya waktu tak terasa kami sudah 3 tahun bersama. Dan perasaan yang kurasakan pun tak perna hilang. Sejak Chika tau perasaan cintaku terhapan Dimas yang kurasakan sejak awal masuk sekolah dia menjauh adriku. Aku tahu dia tak bisa berbuat apa-apa karna seiring waktu berjalan ia juga mencintai Dimas tanpa ia sadari perasaan itu timbul begitu saja.
Tapi entah kenapa setelah mereka pacaran selama 2 tahun, Chika memutuskan hubungannya dengan Dimas. Dimas pun sedih sehingga ia tak berani menyapa ,bukan hanya menyapa tapi melihatnya pun Dimas tak berani. Apa semua ini karna aku. Mereka berdua putus. Aku tak berani mencari tahu.
Tapi aku selalu berusaha menyatuhkan lagi persahabatan yang telah kami jalani selama ini agar tidak putus begitu saja. Hingga akhirnya kamipun menyadari kesalahan kami masing-masing, dan meminta maaf satu sama lain.
Akan tetapi tak semudah itu meskipun mereka sudah minta maaf satu sama lain. Mereka masih saja tak mau saling menegur. Hal ini terlihat saat pelepasan siswa (perpisahan) kelas 12.
Dimas lebih banyak mengajakku bergurau canda. Berbeda dengan Chika yang hanya diam saja.
Damas : “Sis, pinjem hp lu ,donk..?
Chika : “mau ngapain lu pinjem hp gw”
Dimas :”gk ada apa-apa kok. Gw Cuma mau liat aja kok.”
Chika :”ya udah dech. Nich.”
Dimas :” hp lu ama gw aj ya”
Chika :” jangan”
Dimas :”gk apa lah. Gw ambil ni kartu. Hari senin nanti gw balikin dech.”
Chika :”emb...gk ah”
Tiba-tiba kartu hp aku diambil dimas. Dan dimasukannya ke dalam kantong celananya.
Dimas :”kalau lu mau ambil. Ambil sendiri ni. Di celana gw.”
Siska :”gk mau ah. Ya udah gw pinjem . besok pulangin ya.”
Dimas :”ya,”
Setelah dua hari kartu Siska dipinjam Dimas. Siska tidaktau apa yang dilakukan .oleh dimas dengan kartunya tersebut. Ada perasaan bahagia, ada juga perasaan curiga yang dirasakan.
Keesokan hariiinya,,,,,,,,,,,,,,
Siska  : “mana kartu gue.”
Dimas :” entar aja dech. Gue masih butuh”
Siska :”gk bsa donk.”
Dimas :”ni kartunya “(sambil duduk di samping siska)
Siska :”senyum”
Setelah kejadian itu kami sekarang sudah jarang bertemu, bahkan sms, chatingan, juga gak perna lagi . mungkin karna kami berdua yang sama-sama sibuk. Atau mungkin karna dia sudah melupakanku.
Andai aku bisa mengulang, akan ku ulang waktu ku yang indah bersama dengan dirimu. Dan takkan perna ku biarkan perpisahan ini datang menghampiri kita berdua.
LOVE YOU NO MORE....

1 komentar: